Game online besar yang kompetitif, terutama penembak orang pertama seperti Call of Duty Activision-Blizzard dan Bungie’s Destiny 2, harus meningkatkan operasi mereka secara besar-besaran untuk memerangi bisnis penjual cheat yang sedang booming.
Tetapi sebagian pemain yang semakin vokal khawatir bahwa perangkat lunak yang dimaksudkan untuk mendeteksi dan melarang penipu telah menjadi terlalu luas dan invasif, menimbulkan ancaman besar terhadap privasi dan integritas sistem mereka.
Yang dipermasalahkan adalah driver tingkat kernel, eskalasi yang relatif baru terhadap pembuat cheat. Kernel itu sendiri kadang-kadang disebut “ring 0” adalah bagian komputer yang diasingkan, tempat fungsi inti mesin berjalan.
Rekomendasi
Highlight: Pantai Melasti Bali, Pantai Pasir Putih yang Memikat Hati
Perangkat lunak di wilayah ini mencakup sistem operasi, driver yang berbicara dengan perangkat keras seperti keyboard, mouse, dan kartu video serta perangkat lunak yang memerlukan izin tingkat tinggi, seperti rangkaian antivirus.
Sementara kode yang salah dieksekusi dalam mode pengguna “ring 3”, di mana browser web, pengolah kata, dan perangkat lunak lain yang kami gunakan hidup mengakibatkan perangkat lunak tertentu mogok, kesalahan di kernel melumpuhkan seluruh sistem, biasanya di Layar Biru Kematian di mana-mana.
Dan karena sekuestrasi itu, perangkat lunak mode pengguna memiliki visibilitas yang sangat terbatas ke dalam apa yang terjadi di kernel.
Maka, tidak mengherankan bahwa beberapa orang memiliki reservasi. Tetapi kenyataannya adalah bahwa insinyur keamanan, terutama mereka yang bekerja untuk menegakkan keadilan dalam genre FPS yang sangat kompetitif, belum diberi banyak pilihan. Sistem anti-cheat menuju ke kernel sebagian karena di situlah cheater berada.
“Di era 2008, secara efektif tidak ada yang menggunakan driver kernel, seperti mungkin 5 persen dari pengembang cheat yang canggih,” kata Paul Chamberlain, seorang insinyur keamanan yang telah bekerja pada sistem anti-cheat untuk game seperti Valorant, Fortnite, dan League of Legenda.
Chamberlain ingat melihat eksploitasi game berbasis kernel pertamanya World of Warcraft Glider yang terkenal pada konferensi keamanan Defcon pada tahun 2007. “Tetapi pada tahun 2015 atau lebih, hampir semua organisasi penjual cheat yang canggih dan terorganisir menggunakan driver kernel.”
Dengan alat yang tersedia, tidak banyak perangkat lunak anti-cheat yang dapat melawan aimbot dan wallhacks yang hidup di kernel. Sekitar waktu yang sama, di Steamkonferensi pengembang, Aarni Rautava, seorang insinyur dengan Easy Anti-Cheat yang pada akhirnya akan dibeli oleh Epic Games mengklaim bahwa pasar keseluruhan untuk cheat telah berkembang ke suatu tempat di utara $100 juta.
Namun, studi game, dan sering kali tetap, berhati-hati dalam menerapkan solusi driver mereka sendiri. Bekerja di kernel itu sulit ini lebih khusus dan membutuhkan banyak pengujian jaminan kualitas karena potensi dampak kode yang buruk jauh lebih drastis yang menyebabkan peningkatan biaya. “Bahkan di Riot, tidak ada yang menginginkan kami menjadi pengemudi.
Secara internal, mereka seperti, ‘Lihat, ini terlalu berisiko,’” kata Clint Sereday, insinyur keamanan lain yang bekerja di Vanguard, Valorantsistem anti-cheat tingkat kernel.
“Pada akhirnya, mereka tidak ingin harus mengeluarkan seorang pengemudi untuk melindungi permainan mereka jika tidak perlu.”
Namun di ruang FPS yang sangat kompetitif, terutama penembak taktis di mana satu tembakan kepala bisa berarti kematian instan, cheat memiliki dampak besar yang dapat dengan cepat mengikis kepercayaan pemain.
Pada akhirnya, Riot tampaknya menghitung bahwa setiap serangan balasan yang dihasilkan solusi kernel (dan ada banyak) masih lebih baik daripada dilumpuhkan dari melawan cheater di tanah yang sama.
Tetapi bagi banyak gamer, yang mendorong ke dalam kernel terlebih dahulu tidaklah penting. Mereka khawatir bahwa driver kernel anti-cheat diam-diam dapat memata-matai mereka atau membuat kerentanan yang dapat dieksploitasi di PC mereka.
Seperti yang dikatakan seorang Redditor : “Saya akan hidup dengan curang. Privasi saya lebih penting daripada permainan yang aneh.”
Driver kernel tentu saja dapat menimbulkan semacam kerentanan. Tetapi kemungkinan bahwa peretas akan menargetkannya sangat kecil, setidaknya untuk sebagian besar orang.
“Anda berbicara dengan mudah ratusan ribu dolar, mungkin jutaan, untuk eksploitasi seperti itu jika akan dieksekusi dari jarak jauh,” kata Adriel Desautels, pendiri perusahaan pengujian penetrasi Netragard.
Inspirasi: Pantai Pandawa Bali, Pesona Pantai Terindah yang Wajib Dikunjungi
“Apa yang penyerang lebih suka menghabiskan waktu dan uang mereka adalah hal-hal di mana mereka dapat mengenai satu hal dan mendapatkan banyak jarahan,” seperti peretasan kriminal atau serangan malware lainnya di mana banyak sekali data berharga dicuri atau ditahan untuk tebusan.
Dalam kebanyakan kasus, peretas bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa mendekati tingkat kecanggihan itu. Sebagai bagian dari pengujian penetrasinya, Netragard mensimulasikan kerja kelompok ransomware, dan “bahkan ketika kami memberikan tingkat layanan yang paling canggih, kami tidak perlu menggunakan serangan yang serendah itu.
Tidak pernah ada kebutuhan atau bahkan firasat akan kebutuhan pada tingkat itu,” kata Desautels. Informasi kartu kredit dari rata-rata pemain Arma 3 sama sekali tidak akan pernah sebanding dengan upaya pekerjaan penyusupan tingkat negara-bangsa. Sementara driver tingkat kernel memang memperkenalkan potensi risiko, Desautels mengatakan, “jika salah satu dari hal-hal itu diwujudkan dengan cara yang efektif dan merusak, itu akan menjadi situasi yang luar biasa.”
Dan jika situasi itu pernah terjadi, kemungkinan besar sudah terjadi pada tahun 2016, ketika Capcom mengeluarkan driver kernel untuk Street Fighter V versi PC.. “Itu memiliki kerentanan yang memungkinkan siapa pun memuat kode kernel secara sewenang-wenang.
Jadi Anda bisa mengambil driver Capcom dan kemudian melakukan sideload kode Anda sendiri, “kata Nemanja Mulasmajic, yang melakukan keamanan untuk Valorant dan Overwatch, yang memungkinkan pengguna untuk melewati “semua pemeriksaan tanda tangan dan semua fitur keamanan yang telah dibangun Windows.”
Capcom yang malu mengembalikan kode itu tak lama kemudian. Ini mungkin tampak seperti lebih banyak bukti bahwa anti-cheat tingkat kernel adalah kerentanan yang sangat besar, dan pada satu tingkat memang demikian, tetapi sebagian besar driver kernel memiliki kerentanan yang serupa, dan mengeksploitasinya memerlukan keterampilan teknis dan akses fisik ke komputer dengan driver diinstal.
Driver kernel yang mengarah ke serangan eksternal mungkin sangat tidak mungkin, tetapi banyak gamer khawatir bahwa perangkat lunak ini dirancang, setidaknya sebagian, untuk memberi perusahaan game itu sendiri tingkat akses dan informasi yang belum pernah ada sebelumnya tentang mesin pengguna.
Chamberlain berpendapat bahwa “tidak ada insentif” bagi anti-cheat untuk melakukan “ekspedisi memancing” untuk informasi pribadi pengguna.
